Ya, Von Hagens yang lebih senang dipanggil 'Doctor Death' itu memang terkenal dengan pekerjaanya sebagai penjual mayat manusia. Toko onlinenya sendiri baru akan dibuka 3 November mendatang dengan tawaran mayat manusia utuh seharga US$ 97 ribu (sekitar Rp 867 juta) per mayat.
Namun bukan berarti semua orang setuju dengan pekerjaan 'aneh'nya, salah satunya yang menolak cukup keras adalah gereja Katolik Jerman-Roma. Uskup Agung Robert Zollitsch menganggap apa yang dilakukan Von Hagens tidak menghormati orang yang telah mati. Ia menghimbau agar para politisi melarang toko online Von Hagens itu.
Von Hagens sendiri tidak begitu memperdulikan kritikan tersebut, ia bersikeras bahwa mayat yang dijual bukan untuk umum tapi untuk para ilmuwan dan ahli medis.
Dikutip detikINET dari Independent, Jumat (22/10/2010), selain mayat utuh manusia, ia juga berencana menjual potongan tubuh dari leher sampai pangkal paha seharga US$ 89 ribu (sekitar Rp 795 juta) dan kepala manusia seharga US$ 34 ribu (sekitar Rp 309 juta). Tak hanya mayat manusa, ia pun akan menjual bagian tubuh hewan yang telah diawetkan.
Von Hagens yang doyan berpakaian serba hitam dan topi bertepi lebar ini selalu menjadi sumber kontroversi. Terutama sejak ia mengembangkan teknik pengawetannya 'Plastinarium' selama satu dekade.
Proses pengawetannya sendiri dengan mengeluarkan cairan tubuh dan lemak dari mayat kemudian menggantikannya dengan resin plastik.
Sebelumnya pada tahun 2002, Von Hagens pernah mengadakan otopsi terbuka di Inggris. Sementara tahun 2004, ia pernah dituduh telah menggunakan tubuh para tahanan yang telah dieksekusi. Dan akhirnya harus mengembalikan tujuh mayat diantaranya karena tidak bisa membuktikan mayat tersebut telah dieksekusi.
Setelah membuka serangkaian pameran dalam berbagai pose, tahun lalu Von Hagens menampilkan dua mayat manusia yang berpose sedang berhubungan intim. Ia menamai pamerannya dengan tajuk "Siklus Kehidupan". Acara tersebut pernah diminta untuk dihentikan namun gagal.
Von Hagens baru-baru ini membuka kembali proyek 'Plastinarium'nya di sebuah pabrik di Jerman Timur dengan jumlah pekerja hingga 200 orang. Upaya untuk menghentikannya juga ditolak mengingat ia 'berjasa' membuka lapangan pekerjaan di daerah yang menderita tingkat pengganguran tinggi itu. Von Hagens alias 'Doctor Death' itu pun telah lama menjadi seorang jutawan berkat mayat-mayat tersebut.
sumber