saya sudah coba berkali-kali mengirimkan opini ini ke koran, tapi tidak mendapat tanggapan. Jadi saya post disini saja
Sea Games merupakan salah satu titik pembuktian atlit dari hasil latihan mereka bertahun-tahun. Pemerintah langsung mengeluarkan banyak sekali anggaran untuk berpesta pora untuk melihat beberapa warganya mengalungkan medali emas. Tapi tunggu, apa yang biasanya terjadi setelah lomba selesai ? yaitu ketidakjelasan hidup atlit setelah pertandingan. Banyak atlit yang terlantar dan tidak memiliki pekerjaan yang layak setelah pertandingan selesai atau setelah dia pensiun. Padahal, mereka menghabiskan beberapa tahun hanya untuk mempersiapkan lomba tersebut. Miris.
Tapi tahukan kalian bahwa yang dapat berprestasi seperti itu bukan hanya atlit ? Tukang kayu, Programmer, Web Designer, Graphic Designer, Montir, Pelayan Restaurant, atau bahkan Tukang Las juga dapat berprestasi ?
Ya, ini yang akan saya bahas. Ada kompetisi yang diikuti oleh pemuda-pemudi diseluruh dunia yang berusia maksimal 22 tahun untuk bertanding layaknya atlit. Bedanya ini bukanlah cabang olahraga, melainkan cabang dari pekerjaan-pekerjaan yang membentuk dunia Industri. Dan itu disebut WorldSkills Competition.
Worldskills Competition yang dinaungi oleh organisasi WorldSkills International ini telah beranggotakan 58 Negara, salah satunya Indonesia. Event yang diadakan tiap dua tahun ini, Indonesia sudah mulai mengikutinya sejak tahun 2005. Dan terakhir Indonesia mengikuti WorldSkills Competition 2011 yang diadakan di London, Inggris. Apa yang diikuti oleh Indonesia ? siapa saja ? dan bagaimana hasilnya ?
Dari 43 mata lomba yang diikuti oleh 48 negara. Indonesia mengirim 25 Peserta untuk 23 Bidang mata lomba dan dengan hasilnya sebagai berikut :
Mechatronics:
Mekatronika berkaitan dengan mekanika, elektronika dan teknologi komputer. Unsur teknologi komputer mencakup aplikasi teknologi informasi, sistem mesin kontrol dan teknologi yang memungkinkan komunikasi antara mesin, peralatan dan pengguna.
Lomba ini diikuti oleh dua orang dalam satu tim, yaitu Agam Pinandita dan Jefri Satri dari Batam
Hasilnya mereka mendapatkan peringkat 24 dari 31 Negara. Dan sebelumnya, mereka telah mendapatkan mendapatkan medali emas pada WorldSkills tingkat ASEAN, atau ASEAN Skills 2010 di Bangkok, Thailand.
Mechanical Engineering Design – CAD:
CAD singkatan dari Computer Aided Design.
Hal ini digunakan untuk menghasilkan dokumentasi desain di bidang manufaktur, termasuk gambar produk, dokumen dan model 3D.
Bidang ini diIkuti oleh Achmad Nur Silmi dari Tanggerang. Hasilnya, dia mendapatkan peringkat 12 dari 20 Negara. Dan mendapatkan Medallion for Excellence.
Mould Making:
Mould Maker memproduksi komponen plastik(mencakup plastic untuk telepon selular). Dari gambar atau sketsa, Mould Maker kemudian mendesain dan membentuk cetakan logam yang akan menghasilkan bagian-bagian plastik.
Bidang Lomba ini diikuti oleh Lutfy Eka Biardhian dari Kediri. Dia berhasil menempati peringkat 4 dari 8 Negara, dan meraih medallion for excellence.
IT Software Solutions for Business:
Apa yang dilakukan oleh IT Software Solutions professionals ? yaitu mengembangkan solusi untuk masalah bisnis. Menggunakan Microsoft Office sebagai framework untuk membangun solusi perangkat lunak. Menganalisa kebutuhan bisnis dalam rangka menciptakan solusi yang pas. Menggunakan kemampuan memecahkan masalah dan mendalami pengetahuan teknis untuk membangun solusi. Menggunakan keterampilan komunikasi untuk mendokumentasikan karya mereka dalam cara yang mudah untuk dipahami. Mengunakan komunikasi dan keterampilan penjualan untuk menyajikan solusi mereka kepada klien.
Septi Setiawai dari Cimahi mewakili Indonesia dibidang ini. Dia mendapatkan peringkat 10 dari 21 Negara dan mendapatkan Medallion For Excellence.
Welding:
Welder adalah pengrajin tangan terampil untuk melakukan pekerjaan profesional. Diperlukan proses pengelasan yang berbeda untuk bahan yang berbeda. Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas, welder harus mampu memahami gambar pengelasan, standar dan tanda-tanda, menerapkan proses pengelasan yang diperlukan dan memahami karakteristik dari bahan. Pengetahuan tentang keselamatan kerja pengelasan juga diperlukan.
Bidang lomba ini diikuti oleh Ekak Novianto dari Cepu. Dia mendapatkan peringkat 17 dari 31 Negara dan mendapatkan medallion for excellence.
Wall and Floor Tiling:
Wall and Floor Tiling mengacu pada peletakan ubin keramik, mosaik dan batu alam pada dinding, lantai dan tangga di rumah-rumah, bangunan industri , gereja, kolam renang, instalasi luar dan fasad untuk memberikan protektif dan dekoratif.
Lomba ini diikuti oleh Nugroho Priyo Utomo. Dia mendapatkan peringkat 11 dari 20 negara. Juga mendapatkan medallion for excellence. Sebelumnya nugroho meraih medali perunggu pada ASEAN Skills 2010 di Bangkok, Thailand.
Plumbing and Heating:
Plumbers menginstalasi pipa air, sanitasi, drainase dan pemanas untuk rumah dan lokasi industri.
Bidang lomba ini diikuti oleh Budiman Syahputra dari Aceh. Dia meraih posisi 21 dari 26 Negara. Sebelumnya Budiman meraih perunggu di ASEAN Skills 2010 di Bangkok, Thailand.
Web Design:
Web design adalah mendesain, membangun website, dan mengembangkan aplikasi berbasis web dengan menggunakan teknologi pemograman terbaru, HTML5, CSS3, PHP, Ajax.
Lomba ini diikuti oleh Moehammad Ahmad Yunus dari Jakarta (Saya sendiri, TS). Saya mendapatkan peringkat 13 dari 27 negara dan mendapatkan medallion for excellence.
Nitip portfolio http://ahmadyunus.info
Electrical Installations:
Installers listrik manufaktur memelihara dan memperbaiki peralatan listrik untuk rumah, industri dan pembangkit listrik. Pekerjaan mereka melibatkan perangkat distribusi listrik seperti switchboards, kabel dan rute kabel dan perangkat keamanan yang berbeda seperti sekering, relay dan switch termal.
Bidang lomba ini diwakili oleh Yudi Azwar Hamid dari Tanggerang. Dia meraih peringkat 22 dari 29 negara.
Industrial Control:
Industrial Control meliputi unsur-unsur dari instalasi listrik dan instalasi otomatisasi, meskipun persyaratan sekarang lebih condong dan lebih ke arah instalasi otomatisasi.
Bidang ini diikuti oleh Tofik Hartono dari Jakarta dan mendapatkan peringkat 17 dari 25 Negara.
Bricklaying:
Pemasang bata bekerja pada proyek-proyek komersial dan residensial di mana mereka memasang batu bata, balok batu, kaca blok atau terra cotta untuk membangun dinding interior dan eksterior, partisi, perapian, cerobong asap dan struktur lainnya.
Bidang ini diwakili oleh Suranto. Dia mendapatkan peringkat 10 dari 24 Negara dan meraih medallion for excellence. Sebeleumnya Suranto meraih medali emas di ASEAN Skills.
Mobile Robotics:
Teknisi Mobile robot merakit, set-up, mengelola, dan memelihara system mekanik, mengoperasikan dan troubleshooting mobile robot.
Bidang ini diikuti oleh 2 orang dalam 1 team, yaitu Muhammad Tawakkal Gaffar dan Deni Setiawan dari Makasar. Mereka meraih peringkat 3 dan mengalungi bronze medal.
Cabinetmaking:
Cabinetmakers memproduksi furnitur, lemari dan millwork arsitektur dari berbagai bahan alami dan diproduksi baik untuk pasar komersial. Cabinetmakers mengkhususkan diri bekerja dengan kayu dan material konstruksi lainnya untuk mengarang produk berguna dan dekoratif. Mereka harus menguasai kombinasi dari teknik tradisional dan kontemporer menggunakan alat-alat tangan seperti pahat dan palu dan alat-alat modern seperti peralatan pertukangan elektronik dan bahkan terkomputerisasi.
Bidang ini diwakili oleh Faris Wahyudi dari Kediri. Dia mendapatkan peringkat 9 dari 23 Negara dan mendapatkan medallion for excellence. Sebelumnya Faris meraih medali emas di ASEAN Skills.
Joinery:
Joinery adalah proses menghubungkan atau menggabungkan dua atau lebih potongan kayu bersama-sama melalui penggunaan berbagai bentuk sendi kayu. Dalam fine woodworking, bentuk umum dari Joinery termasuk sendi pas,tanggam-dan-duri sendi, sendi biskuit, sendi putaran, sendi spline , dll . Joiner membangun pintu, jendela, tangga dan benda-benda arsitektur lainnya. Ini melibatkan pekerjaan dengan tangan dan mesin.
Joinery diwakili oleh Muhamad Bukhori dari Lampung. Dia mendapatkan peringkat 4 dari 18 Negara. Dan mendapatkan Medallion for excellence. Bukhori juga pernah meraih medali emas di ASEAN Skill 2010.
Floristry:
Floristry adalah seni menciptakan karangan bunga dan komposisi dari bunga, foliages, rumput hias dan bahan botani lainnya ke dalam desain bunga. Seseorang yang melakukan pekerjaan ini disebut Florist.
Bidang ini diwakili oleh Astrid Jasintha Rasmini dari Depok. Dia mendapatkan posisi 18.
Ladies'/Men's Hairdressing:
Hairdressing mengacu pada pengobatan dan perawatan rambut. Perawatan rambut mengacu pada semua jenis teknik memotong rambut, perm waving, pewarnaan,styling dan desain jenggot.
Lomba ini diikuti oleh Jati Nur Rochma dari Pati. Dia mendapatkan peringkat ke 24.
Beauty Therapy:
Seorang terapis kecantikan adalah spesialis dalam perawatan kulit dan tubuh, pijat dan make up. Terapis kecantikan mampu merencanakan, menerapkan tubuh, kaki dan perawatan tangan dan riasan. Mereka dapat memberikan saran tentang bagaimana menggunakan warna, menemukan gaya pribadi, merawat kulit dan tubuh Anda,dan bagaimana memilih dan menggunakan produk perawatan kulit.
Bidang lomba ini diikuti oleh Suharyati dari Jakarta dan mendapatkan peringkat 19
Fashion Technology:
Fashion Technology professionals bekerja sama dengan klien baik dalam produksi masal atau pakaian kustom untuk klien individu. Mereka membuat pakaian, menggunakan pengetahuan mereka tentang bahan dan aksesoris, fashion dan tren warna dan bekerja dalam parameter dan persyaratan dari klien / perusahaan tempat mereka bekerja.
Bidang lomba ini diikuti oleh Syarifa Kamelia dari Lombok. Dia meraih posisi ke 8 dari 17 Negara dan mendapatkan Medal for Excellence. Sebelumnya, Syarifa meraih medali emas pada ASEAN Skills 2010.
Confectioner/Pastry Cook:
Confectioners / koki kue adalah pengrajin terampil dan perempuan. Tingginya kadar pengetahuan dan keahlian praktis yang diperlukan untuk menghasilkan berbagai kue.
Bidang lomba ini diikuti oleh Nakita Sabrina Kamelia dari Bandung. Dia meraih peringkat ke-18.
Automobile Technology:
Ada tujuh hal penting dalam system mobil yaitu Bahan bakar pengapian sistem kompresi, sistem pengereman, listrik , Manajemen Spark dan penyalaan mesin, Drive Train systems, perbaikan mesin, Sistem kemudi dan suspensi.
Teknisi harus mampu memahami fungsi sistem ini, dan melaksanakan pemecahan masalah, perawatan dan perbaikan. Mereka harus bekerja secara logis dan sistematis, mengikuti peraturan kesehatan dan keselamatan kerja.
Bidang lomba ini diikuti oleh Eduard Wahyu Ramdhan dari Kediri dan meraih peringkat 27.
Restaurant Service:
Restaurant Service menuntut pengetahuan luas tentang masakan internasional, minuman dan layanan bar. Waiter adalah orang kontak yang paling penting dalam menghadiri pelanggan. Karena itu perlu untuk memiliki pengetahuan untuk melayani dan mengetahui hidangan khusus . Persyaratan dasar keterampilan dan wawasan, perilaku yang baik, dan penuh percaya diri.
Bidang lomba ini diikuti oleh Ninik Prasetya dari Solo. Dia mendapatkan peringkat 19.
Graphic Design Technology:
Desainer Grafis biasanya bekerja di advertising agencies, corporate advertising departments, reproduction plants. Desainer grafis juga dapat disebut ADs (Art Directors), Production ADs, Assistant ADs, Advertising Assistants dan Graphical Designers.
Bidang lomba ini diwakili Oleh Randhi Rega Alvian dari Nganjuk. Dia mendapatkan peringkat 9 dari 25 Negara dan meraih medallion for excellence.
Creative Modelling:
Creative Modelling engineers adalah pengembang atau produsen model produk baru.Ketika sebuah produk industri baru dikembangkan, produk ini dirancang berdasarkan konsep dan model prototipe yang dibuat, dan bentuk produk baru yang berikutnya ditentukan setelah kajian menyeluruh dan modifikasi.
Bidang lomba ini diikuti oleh Raharto dan meraih peringkat 5 dan mendapatkan medallion for excellence.
Dan hasil keseluruhan berdasarkan total score. (Saya kurang mengerti teknik penghutangan score. Karena menggunakan CIS)
Indonesia menempati peringkat 16 dari 48 Negara diatas Malaysia, Singapore, Vietnam, Belanda, bahkan America.
Diatas merupakan laporan hasil dari lomba tersebut. Sekarang saya ingin membahas tentang perhatian pemerintah dalam mendukung kompetisi ini.
Di London, acara ini begitu ramai dan meriah. Bahkan saya mendapat kabar kalau acara ini memecahkan beberapa rekor di Inggris, yaitu aktifitas terpadat di DLR (alat transportasi disana) ketika event berlangsung, lalu acara ini juga menjadi acara terbesar dan teramai sepanjang sejarah gedung Excel London. Tapi di Indonesia kabar ini begitu surut. Tidak ada yang mendengar berita ini. Bahkan terbukti, saya menulis laporan ini sendiri, karena tidak ada media Indonesia yang meliput. Dan itu juga mungkin yang menyebabkan pemerintah menjadi tidak melihat competitor-competitor ini.
Ini baru kompetisi kita yang ke-4 tapi Indonesia sudah masuk peringkat 16 dari 48 negara. Menurut saya ini cukup bagus dibalik ketidakpedulian pemerintah akan kompetisi ini.
Berbagai masalah muncul, mulai dari ketidakjelasan uang transport kepulangan kami dari Jakarta ke kampung halaman masing-masing
sehingga kami membiayai ongkos pulang dengan dana pribadi. Padahal saya yakin betul, anggaran transport pulang pasti sudah dibuat, lalu dikemanakan ya ? yasudah tidak perlu berpikir buruk. Dan masalah selanjutnya yaitu
tidak ada Reward sama sekali dari pemerintah, bahkan yang mendapatkan bronze. Ini membuat sebagian teman-teman perjuangan saya menjadi terpukul. Jelas saja, mereka
menghabiskan waktu 1 -3 Tahun untuk mempersiapkan dan mengikuti lomba ASEAN Skills dan WorldSkills. Mereka melakukan itu diusia remaja, sehingga mereka rela
menunda dan bahkan kehilangan kesempatan untuk meneruskan pendidikan ke Universitas hanya untuk berjuang menuju kompetisi ini. Tapi ketika lomba selesai, semuanya sirna bahkan menyakitkan.
Kami tidak minta dikasihani, atau iri dengan kompetisi lain. Justru kita bangga tetap bertahan walau tanpa perhatiaan pemerintah. Tapi ini tidak boleh berlanjut. Kenapa ? karena kekecawaan teman-teman saya yang sekarang bisa saja terlihat oleh adik kelas mereka. Sehingga mereka kehilangan semangat untuk terus berprestasi, karena pada akhirnya akan ditelantarkan pemerintah. Kalau sampai adik-adik kelas kami kehilangan semangat, jelas lagi-lagi ini membuat pemuda tidak berkembang dan Indonesia akan kehilangan jiwa-jiwa muda berprestasi lagi.
Saya memang bukan siapa-siapa, dan tidak mengerti akan kebijakan-kebijakan pemerintah. Saya sebagai peserta, hanya ingin pemerintah lebih adil dalam mengatur kompetisi dan pemuda-pemuda berprestasi. Jangan sampai disatu sisi berfoya-foya, tapi yang lain ditelantarkan.
Memang thread ini tidak banyak berguna, lagipula mana mungkin menteri pendidikan membaca thread ini. Yang saya harapkan hanyalah masyarakat, yang tentunya peduli dengan pendidikan kita. Agar berdoa supaya Negara kita lebih baik, lebih berpendidikan, dan lebih hebat. Dan juga mendoakan pemerintah agar terbuka matanya dan lebih peduli lagi terhadap anak-anak muda yang berprestasi. Karena sesungguhnya Indonesia mendatang ada ditangan kami. Para pemuda.
sumber