Demikian penuturan Adi Supriadi, jurnalis warga yang menulis pandangannya mengenai film dokumenter ini di Kompasiana. Menurut Adi, film ini merupakan trilogi dari dua film sebelumnya, Stand van de Zon (mata hari) dan Stand van de Maan (bentuk bulan), yang juga telah merebut sejumlah penghargaan internasional.
Berikut tulisan lengkap penulis warga yang memiliki nama pena Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan ini...
Cover Film Stand Van De Streen/www.stand Van De Streen.nl
Selama kurang lebih 12 tahun, Pembuat film Leonard Retel Helmrich meneliti kehidupan Bangsa Indonesia dengan ikut tinggal dari daerah kumuh Jakarta. Sama seperti sebelumnya dua Film sebelumnya tentang kemiskinan dan kesenjangan hidup Bangsa Indonesia telah banyak memenangkan penghargaan Internasional. Film yang terakhir berjudul “Stand van de Sterren” adalah Film Trilogi dari dua film sebelumnya “Stand van de Zon” dan “Stand van De Maan”, Sang Pembuat Film terus menunjukkan pola yang mendasari kehidupan di Indonesia yaitu “KORUPSI DAN KEMISKINAN”, Film Trilogi ini sudah mendapatkan penghargaan seperti :
- Winner of ‘Best International Documentary’ IDFA 2010
- Winner ‘Special Jury Award’ SUNDANCE 2011
- Winner ‘Big Stamp’ ZagrebDocs 2011
- Winner ‘Special Jury Mention’ Silverdocs 2011
Kerja apik tim membuat kerja kamera menjadi sangat revolusioner. Diceritakan dalam Film tersebut sebuah Keluarga Indonesia yaitu Sjamsuddin merupakan gambaran masalah yang paling penting dari kehidupan di Indonesia seperti Korupsi, Kemiskinan, Pelacuran, konflik antar agama, kecanduan judi, kesenjangan generasi dan perbedaan tumbuh antara miskin dan kaya.
Leonard Retel Helmrich/Wikipedia
Bangsa Indonesia yang terlena dengan mimpi-mimpi rakyat miskin untuk menjadi kaya, susahnya mencari kehidupan di Ibukota, ancaman putus sekolah, menjadi pelacur, meningkatnya ketidak percayaan rakyat kepada Pemerintah karena pemerintah asyik memperkaya diri sendiri dan kroni-kroninya dari berbagai orde baik orde lama, orde baru hingga orde reformasi, Gerakan anti pemerintah yang terus mengakar di Indonesia, Isu revolusi, sehingga maraknya terorisme adalah akibat dari kajahatan yang telah tersistemkan Pemerintah, kemudian seruan jihad untuk melawan pemerintah yang menjajah bangsa sendiri, jihad ekonomi melawan kemiskinan terus berkumandang menjadi tema sentral dalam film Stand Van De Sterren ini.
Dahsyatnya lagi adalah setelah mendapatkan penghargaan-penghargaan Internasional kini film tersebut mampu menembus nominasi penghargaan film bergengsi dunia, Piala Oscar (Republika,12 September 2011).
Film dokumenter ini masuk nominasi Academy Award kategori film dokumenter panjang. Bagi Sineas Belanda sendiri, Film ini adalah prestasi besar dalam industri perfilman Belanda. Belum pernah ada seorang sineas negeri kincir angin itu lolos nominasi Oscar kategori tersebut. Begitupun untuk Indonesia, karena baru kali ini sebuah film dokumenter bertema keluarga Indonesia masuk ke Piala Oscar.
Berikut cuplikan film Stand van de Sterren:
Film ini sangat menggugah hati, membangkitkan motivasi, Saya suka olahan apik film ini, Apakah Film ini menjadi kebanggaan buat bangsa Indonesia? Film yang mengkritisi aktivitas korupsi pemerintah, kemiskinan dan kesenjangan sosial Bangsa Indonesia akan di tonton rakyat dunia, Membanggakan atau Memalukan menurut Anda? Saya Tunggu Komentar Terbaik Anda.
sumber