Kematian Kurt Cobain dilaporkan oleh media massa Amerika sebagai ‘bunuh diri’ (suicide). Namun begitu, setahun selepas kematiannya itu timbul berbagai gosip angin tentang kematian Kurt. Gosip-gosip itu kelihatan lebih jelas dengan beberapa bukti yang ditemukan oleh beberapa orang penyelidik.
Salah seorang penyelidik sosial Stewart yang juga seorang pemerhati musik, percaya bahwa Kurt Cobain tidak bunuh diri tetapi dibunuh!. Stewart juga mendakwa bahwa Kurt dibunuh oleh seseorang, kemungkinan seorang anggota Mafia yang juga pernah mengintimidasi personel Nirvana lainnya karena enggan membayar uang keamanan/perlindungan.
Gosip lain pula mengatakan cerita bunuh diri Kurt hanya sebuah rekayasa. Kurt dikatakan masih hidup dan menikmati kehidupan di luar Amerika. Gosip itu juga menyebutkan, vokalis tersebut pernah terlihat berjalan-jalan di Rio De Jenario dan Paris. Selain itu, Kurt juga didakwa pernah terlihat di Disobey Club, di London, dipanggung-panggung theater serta di Festival Hackney Homeless. Selain itu, salah seorang fans pernah menyatakan pernah menjumpainya belanja di supermarket Kwik Save, kota Canning.
Cerita yang paling bisa dipercaya adalah mengenai Kurt Cobain mati kerana ia menjadi eksperimen CIA. Salah seorang yang terlibat dengan eksperimen CIA ini mencoba menghubungi Stewart untuk membeberkan fakta-fakta yang sebenarnya. Stewart setuju untuk bertemu dengan agen tersebut di Gereja Temple, Fleet Street. Stewart menjabarkan agen yang berjumpa dengannya itu sangat muda tetapi kelihatan seperti ketakutan ketika duduk di sampingnya. Menurut agen tersebut, CIA terlibat secara langsung tentang pengaruh-pengaruh musik popular atas golongan muda. Hal itulah yang menjadi puncak pada pembunuhan penyanyi-penyanyi terkenal sebelum ini seperti Brian Jones, John Lennon dan Jim Morrison.
Menurut agen teresebut, pihak CIA senantiasa memastikan bahwa aliran musik dan lirik yang dibawakan kurt Cobain mengandung nilai-nilai sentimen perkauman, sifat benci terhadap warna kulit yang berbeda dan hubungan sesama kaum. Dalam kasus Nirvana ini, khususnya Kurt Cobain, dia mungkin diyakini tidak mengikuti aturan yang dikehendaki oleh CIA sebagai mana yang disetujui bersama.
Informan itu juga memberitahu Stewart bahwa penyanyi-penyanyi telah diracuni pikiran mereka untuk melakukan tindakan 'bunuh diri’ ketika di saat mencapai puncak popularitas. Semua ini karena CIA mau memastikan para fans bersimpati pada vokalis tersebut dan terus menerus mendengar musik yang dinyanyikan, walaupun penyanyi atau band itu telah 'mati'.
Kebenaran ini dapat dilihat pada beberapa grup rock zaman dahulu dan sekarang yang masih digemari dan album-album mereka masih dibeli oleh kebanyakan fans misalnya Elvis Presley dan The Beatles.
Persoalan yang timbul sekarang, apakah tembakan itu datang dari tangannya sendiri? Laporan paling lengkap mengenai tragedi sebenarnya ini hanya diketahui 9 tahun selepas kejadian itu. Bekas penulis lagu-lagu rock dan penyanyi sebuah grup rock yaitu Max Wallace dan Ian Halperin menjabarkannya dalam buku mereka yang berjudul In Love and Death : The Murder of Kurt Cobain, diterbitkan pada 3 April 2004. Buku mereka ini berhasil membeberkan teori bahwa Kurt Cobain telah dibunuh (murdered) bukannya bunuh diri (suicide). Teori mereka disokong oleh bukti-bukti forensik polisi daerah Seattle.
Wallace dan Halperin menjabarkan pada saat kematiannya tahun 1994, Kurt Cobain telah meninggalkan isterinya Courtney Love dan membeli dua tiket penerbangan ke Seattle untuk dirinya dan seorang perempuan yang tidak dikenali. Courtney percaya perempuan tersebut adalah teman wanita Kurt.
Hal ini dibuktikan melalui laporan mereka yang mengatakan sejam sebelum kematiannya, Kurt telah hilang dari pusat pemulihan di Los Angelas, dia didapati telah menghubungi United Airlines untuk membeli tiket penerbangan yang masih belum digunakan sehingga sekarang.
Wallace dan Halperin dalam awal penyelidikannya, mereka mempelajari laporan forensik mayat Kurt yang dikeluarkan oleh Polisi Seattle. Catatan tersebut melaporkan Cobain telah mengkonsumsi heroin yang berlebihan sebelum bunuh diri dengan pistol. Mereka percaya seseorang telah memberikan sejenis bubuk kepada Kurt, kemudian menunggu Kurt menghisap bubuk tersebut hingga berfantasi dan akhirnya melepaskan tembakan. Tidak ada tanda atau sidik jari yang tinggal pada pistol Kurt Cobain. Namun hasil penyeldikan mendapati kemungkinan sekurang-kurangnya ada 3 orang berada bersamanya di kamar itu sebelum ia mati.
Kurt Cobain bukanlah orang pertama yang dibunuh, telah berpuluh-puluh artis terkenal yang dibunuh oleh agen-agen, karena tidak mengikut aturan dari pihak mereka. Terdapat banyak penyelidikan yang diterbitkan tetapi berhubung media massa Amerika milik sepenuhnya bangsa Yahudi, maka hal-hal demikian ditutup rapat tanpa diberi ruang untuk dipublikasikan kepada masyarakat.
[via]